에뮬레이터의 중요성은 컴퓨터에서 안드로이드 환경을 흉내 내고 안드로이드 폰을 구입하지 않고도 안드로이드 앱을 설치하고 실행하는 것을 매우 쉽게 만들어주는 것입니다. 누가 당신이 두 세계를 즐길 수 없다고 말합니까? 우선 아래에있는 에뮬레이터 앱을 다운로드 할 수 있습니다.
A. Nox App . OR
B. Bluestacks App .
Bluestacks는 매우 대중적이므로 개인적으로 "B"옵션을 사용하는 것이 좋습니다. 문제가 발생하면 Google 또는 Naver.com에서 좋은 해결책을 찾을 수 있습니다.
Bluestacks.exe 또는 Nox.exe를 성공적으로 다운로드 한 경우 컴퓨터의 다운로드 폴더 또는 다운로드 한 파일을 일반적으로 저장하는 곳으로 이동하십시오.
찾으면 클릭하여 응용 프로그램을 설치하십시오. PC에서 설치 프로세스를 시작해야합니다.
다음을 클릭하여 EULA 라이센스 계약에 동의하십시오.
응용 프로그램을 설치하려면 화면 지시문을 따르십시오.
위 사항을 올바르게 수행하면 소프트웨어가 성공적으로 설치됩니다.
이제 설치 한 에뮬레이터 애플리케이션을 열고 검색 창을 찾으십시오. 지금 입력하십시오. - Alquran Indonesia (Quran Audio in Indonesian Bahasa) 앱을 쉽게 볼 수 있습니다. 그것을 클릭하십시오. 응용 프로그램 창이 열리고 에뮬레이터 소프트웨어에 응용 프로그램이 표시됩니다. 설치 버튼을 누르면 응용 프로그램이 다운로드되기 시작합니다. 이제 우리는 모두 끝났습니다.
그런 다음 "모든 앱"아이콘이 표시됩니다.
클릭하면 설치된 모든 응용 프로그램이 포함 된 페이지로 이동합니다.
당신은 Alquran Indonesia (Quran Audio in Indonesian Bahasa) 상. 그것을 클릭하고 응용 프로그램 사용을 시작하십시오.
보너스 : Android 및 iOS 용 다운로드
Android에서 다운로드Al-Qur'an (Quran in Indonesian) Al-Qur’ān (ejaan KBBI: Alquran, Arab: القرآن) adalah kitab suci agama Islam. Umat Islam percaya bahwa Al-Qur'an merupakan puncak dan penutup wahyu Allah yang diperuntukkan bagi manusia, dan bagian dari rukun iman, yang disampaikan kepada Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallam, melalui perantaraan Malaikat Jibril, dan sebagai wahyu pertama yang diterima oleh Nabi Muhammad adalah sebagaimana yang terdapat dalam surat Al-'Alaq ayat 1-5. Ditinjau dari segi kebahasaan, Al-Qur’an berasal dari bahasa Arab yang berarti "bacaan" atau "sesuatu yang dibaca berulang-ulang". Kata Al-Qur’an adalah bentuk kata benda (masdar) dari kata kerja qara'a yang artinya membaca. Konsep pemakaian kata ini dapat juga dijumpai pada salah satu surat Al-Qur'an sendiri yakni pada ayat 17 dan 18 Surah Al-Qiyamah yang artinya: “Sesungguhnya mengumpulkan Al-Qur’an (di dalam dadamu) dan (menetapkan) bacaannya (pada lidahmu) itu adalah tanggungan Kami. (Karena itu,) jika Kami telah membacakannya, hendaklah kamu ikuti {amalkan} bacaannya”. Al-Qur'an memberikan dorongan yang besar untuk mempelajari sejarah dengan secara adil, objektif dan tidak memihak. Dengan demikian tradisi sains Islam sepenuhnya mengambil inspirasi dari Al-Qur'an, sehingga umat Muslim mampu membuat sistematika penulisan sejarah yang lebih mendekati landasan penanggalan astronomis. Penulisan (pencatatan dalam bentuk teks) ayat-ayat al-Qur'an sudah dimulai sejak zaman Nabi Muhammad. Kemudian transformasinya menjadi teks yang sudah dibundel menjadi satu seperti yang dijumpai saat ini, telah dilakukan pada zaman khalifah Utsman bin Affan. Masa Nabi Muhammad Pada masa ketika Nabi Muhammad masih hidup, terdapat beberapa orang yang ditunjuk untuk menuliskan Al Qur'an yakni Zaid bin Tsabit, Ali bin Abi Talib, Muawiyah bin Abu Sufyan dan Ubay bin Kaab. Sahabat yang lain juga kerap menuliskan wahyu tersebut walau tidak diperintahkan. Media penulisan yang digunakan saat itu berupa pelepah kurma, lempengan batu, daun lontar, kulit atau daun kayu, pelana, potongan tulang belulang binatang. Di samping itu banyak juga sahabat-sahabat langsung menghafalkan ayat-ayat Al-Qur'an setelah wahyu diturunkan. Pemerintahan Abu Bakar Pada masa kekhalifahan Abu Bakar, terjadi beberapa pertempuran (dalam perang yang dikenal dengan nama perang Ridda) yang mengakibatkan tewasnya beberapa penghafal Al-Qur'an dalam jumlah yang signifikan. Umar bin Khattab yang saat itu merasa sangat khawatir akan keadaan tersebut lantas meminta kepada Abu Bakar untuk mengumpulkan seluruh tulisan Al-Qur'an yang saat itu tersebar di antara para sahabat. Abu Bakar lantas memerintahkan Zaid bin Tsabit sebagai koordinator pelaksanaan tugas tersebut. Setelah pekerjaan tersebut selesai dan Al-Qur'an tersusun secara rapi dalam satu mushaf, hasilnya diserahkan kepada Abu Bakar. Abu Bakar menyimpan mushaf tersebut hingga wafatnya kemudian mushaf tersebut berpindah kepada Umar sebagai khalifah penerusnya, selanjutnya mushaf dipegang oleh anaknya yakni Hafshah yang juga istri Nabi Muhammad. Terjemahan Terjemahan Al-Qur'an adalah hasil usaha penerjemahan secara literal teks Al-Qur'an yang tidak dibarengi dengan usaha interpretasi lebih jauh. Terjemahan secara literal tidak boleh dianggap sebagai arti sesungguhnya dari Al-Qur'an. Sebab Al-Qur'an menggunakan suatu lafazh dengan berbagai gaya dan untuk suatu maksud yang bervariasi; kadang-kadang untuk arti hakiki, kadang-kadang pula untuk arti majazi (kiasan) atau arti dan maksud lainnya.